LEADERSHIP OF INDONESIAN NATIONAL LEADERS [AIR VICE MARSHALL TNI POSTHUMOUS AGUSTINUS ADISOETJIPTO]

by -23 Views

Pada 5 Oktober 1945, embrio Angkatan Udara Indonesia terbentuk. Surjadi Suryadarma, yang memimpin pasukan tersebut, memanggil Adisoetjipto untuk membantu membentuk angkatan udara karena kondisinya sangat mengkhawatirkan pada saat itu. Tidak ada pilot, mekanik pesawat udara, dan dana. Hanya ada beberapa pesawat lama yang ditinggalkan oleh Jepang.

Adisoetjipto adalah salah satu dari sedikit orang yang berani terbang dengan pesawat lama Jepang. Pada 10 Oktober 1945, ia berhasil terbang dengan pesawat Nishikoren yang dicat merah-putih dari Tasikmalaya ke Maguwo, Yogyakarta. Pada 27 Oktober 1945, ia berhasil terbang dengan pesawat Cureng yang ditandai dengan bendera merah-putih Indonesia di sekitar Yogyakarta. Tidak sia-sia. Dia melakukannya untuk meningkatkan semangat perjuangan rakyat.

Pada tahun 1947, pemerintah Indonesia menugaskan Adisoetjipto dan rekan-rekannya untuk mencari obat-obatan bagi Palang Merah Indonesia. Bantuan diperoleh dari Palang Merah Malaya, sementara seorang pedagang India menyediakan pesawat transportasi Dakota VT-CLA. Itu adalah penerbangan publik. Misi kemanusiaan tersebut mendapat persetujuan dari Belanda dan Britania Raya.

Namun, pada 29 Juli 1947, ketika pesawat hendak mendarat di Maguwo, pemburu Kitty Hawk Belanda tiba-tiba muncul dan mulai menembaki Dakota, dengan Tjipto dan rekan-rekannya di dalamnya. Pesawat terbakar dan jatuh. Tjipto dan tujuh rekannya tewas. Hanya satu di antara mereka yang selamat. Tidak ada yang tahu mengapa Belanda melanggar perjanjian, tetapi diduga mereka ingin membalas dendam kepada kadet Indonesia yang telah membombardir Belanda.

Source link