Pedagang di Pasar Senen mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang dagangan setelah dilakukan razia oleh pihak kepolisian dan lintas kementerian. Suplai barang masuk juga belum normal karena sejumlah importir yang biasanya beroperasi masih tutup.
“Importir besar yang biasanya memberikan suplai puluhan bal karung masih belum buka sampai sekarang, mungkin sekitar tiga mingguan. Oleh karena itu, kami harus mengandalkan barang lama untuk dijual,” kata seorang pedagang di Pasar Senen, Widya Rahma kepada CNBC Indonesia.
Meskipun barang terbatas, permintaan akan barang bekas atau thrifting tetap tinggi saat ini. Pedagang merasa kesulitan mencari barang, dan jika ada pun harganya cenderung tinggi.
“Sebelumnya, crowneck yang harganya sekitar Rp 5 jutaan sekarang sudah mencapai Rp 5,8 atau Rp 6 jutaan, jadi kami terpaksa menaikkan harga juga,” ujar Widya.
Pedagang lain, Dasril, juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang thrifting karena importir belum beroperasi. Ia bahkan hanya bisa menjual dalam jumlah kecil, seperti selusin atau sekodi.
Ia berharap pembeli partai besar bisa memahami situasi saat ini, karena kondisi para pedagang sedang sulit.
“Semoga pembeli yang biasanya membeli dalam jumlah besar bisa memahami, bahwa saat ini sulit untuk mencari barang. Kami tidak memaksa untuk membeli jika mereka tidak mengerti,” ungkapnya.
Tertarik untuk menonton konten terkait? Kunjungi tautan berikut: [Tautan Video](https://cnbcindonesia.com/news/20240620103120-8-547726/rupiah-melemah-ri-ganti-presiden-gimana-nasib-bisnis-impor-daging)
Artikel ini disadur dari sumber: [Klik di sini](https://cnbcindonesia.com/news/20240620103120-8-547726/rupiah-melemah-ri-ganti-presiden-gimana-nasib-bisnis-impor-daging).