Museum Air Subak: Destinasi Menarik Delegasi World Water Forum ke-10

by -137 Views
Museum Air Subak: Destinasi Menarik Delegasi World Water Forum ke-10

Tabanan, CNBC Indonesia – Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10 berhasil mendatangkan 60 ribu peserta dan menjadi pelaksana yang terbaik dalam 30 tahun perjalanan World Water Forum. Sebagai tuan rumah, Indonesia juga telah membuka Museum Air pertamanya di Kabupaten Tabanan.

Pembangunan Museum Air Tabanan ini bertujuan untuk mendukung event World Water Forum ke-10 kemarin. Adapun penyusunan konsep, desain, dan eksekusinya ada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR).

Museum yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2023 itu berada di atas lahan enam hektar milik Pemprov Bali, di wilayah Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri.

Museum ini menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi oleh delegasi World Water Forum ke-10. Museum air subak menghadirkan pengelolaan air di setiap negara, dan berbagai daerah di Indonesia.

Diawali dengan paviliun China yang terdapat berbagai informasi bagaimana China mengelola airnya secara berkelanjutan dari masa ke masa. Mulai dari bendungan hingga irigasi, serta pembelajaran upaya memanfaatkan science.

Kemudian di ruang selanjutnya ada cerita mengenai pembangunan DAS Brantas hasil kerja sama Indonesia dan Jepang pada 1960.

Bukan hanya itu, ada cerita juga upaya mengurangi erosi di wilayah-wilayah pinggir pantai seperti Bali sehingga bisa memulihkan dan menjaga wilayah pantai.

Paviliun selanjutnya adalah Korea Selatan yang mulai memiliki water repair association sejak era Joseon. Seperti halnya paviliun China, paviliun ini menunjukkan upaya Korea dalam mengelola air secara berkelanjutan dari masa ke masa.

Setelah Korea, museum ini menyuguhkan cerita pengelolaan sumber daya alam air Indonesia mulai dari zaman prasejarah dimana masyarakat pertanian telah menggunakan sistem irigasi.

Sistem ini menjadi salah satu pilar utama yang mendukung pertanian Indonesia sejak ribuan tahun. Perkembangan irigasi berlangsung pada masa kerajaan Nusantara, kolonial Hindia Belanda, masa kemerdekaan hingga masa kini.

Yang menarik, sistem subak Bali yang menjadi warisan budaya UNESCO telah digunakan sejak abad ke-9 yang tercatat pertama kali di prasasti trunyan.

Irigasi tercatat berada di berbagai daerah Indonesia sebagai negara agraris, yakni di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Sistem irigasi Sumatera memiliki luas wilayah terbesar yakni 473.481 km atau 34% dari luas wilayahnya adalah irigasi. Setelah pengolahan air Sumatera, masuk ke paviliun Jawa yang menyediakan informasi tentang lumbung, bendungan, dan kearifan lokal di berbagai provinsi di Jawa. Kemudian secara berurutan ada paviliun Kalimantan. Lalu Maluku yang memiliki budaya rion-rion atau budaya tolong menolong dalam pertanian.

Lalu masuk ke paviliun Sulawesi yang menghadirkan cerita tentang mapalus atau budaya gotong royong khas Minahasa yang mampu merawat pertanian. Kemudian ada pula Tudang Sipulung sebagai tradisi pertemuan masyarakat Bugis Makassar untuk berdiskusi dan mencerminkan demokrasi. Setelah itu, paviliun Papua yang menceritakan tentang kisah pertanian daerah ini dari masa ke masa.

Terakhir adalah paviliun subak yang menceritakan awal mula dan bagaimana sistem ini bisa menjadi “panutan” dalam sistem pertanian.

Tujuan subak mencakup memelihara dan melestarikan organisasi subak, mensejahterakan kehidupan petani, mengatur pengairan dan tata tanaman, melindungi dan mengayomi petani, serta memelihara serta memperbaiki saluran air ke sawah.

Subak memiliki aturan organisasi, upacara, dan berdasarkan kalender tika atau kalender Bali. Bangunan utama museum ini memiliki konsep sad kerthi, terutama jana kerthi, dan the ways of water yang diartikan sebagai upaya menciptakan kerahayuan secara material dan spiritual. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai, dimana lantai I menyajikan tema air sedunia, lantai 2 menyajikan air Indonesia dan lantai 3 menyajikan tentang subak.

Adapun kunjungan museum ini bagian dari acara terakhir yang diikuti peserta World Water Forum ke-10 yang telah ditutup kemarin. Untuk informasi lebih lengkapnya bisa kunjungi halaman resmi World Water Forum.

[Gambas:Video CNBC]

(Artikel Selanjutnya: RI Alami 1.000 Bencana Banjir Setiap Tahun, Pemerintah Lakukan Ini)

(dpu/dpu)