Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) telah memperingatkan dampak yang dapat ditimbulkan oleh Sesar Lembang yang melintang 30 Km di utara Bandung. Jika terjadi gempa akibat Sesar Lembang, ini akan berdampak pada bangunan di Bandung Raya, Jawa Barat.
Informasi ini diungkapkan dalam acara diskusi ‘TALK TO SCIENTISTS Pemetaan Sesar Pulau Jawa serta Mitigasi Resiko Bencana Geologi’ pada awal April 2024 lalu yang disiarkan dalam channel YouTube Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Selasa (23/4/2024).
Penelitian geologi kebencanaan yang dilakukan oleh BRIN bertujuan untuk memetakan sesar di sepanjang Pulau Jawa dari Ujung Kulon hingga Banyuwangi. Pemetaan sesar di Pulau Jawa menjadi fokus karena pulau ini memiliki populasi yang sangat padat dibandingkan dengan pulau lain di Indonesia, membuatnya rentan terhadap bencana geologi.
BRIN dan BMKG melakukan pemetaan sesar serta pengembangan mitigasi bencana sebagai respons terhadap gempa di Sumedang dan sejalan dengan upaya global dalam meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi terhadap bencana alam. Organisasi internasional seperti United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) terus mendorong negara-negara untuk meningkatkan pemahaman tentang potensi bencana alam dan mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.
Dalam diskusi tersebut, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Rahmat Triyono, menskenariokan potensi gempa akibat Sesar Lembang dengan magnitudo maksimum 6,8. Rahmat menggarisbawahi pentingnya rumah yang tahan gempa untuk mengurangi kerusakan.
Peneliti di BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, mengungkapkan bahwa kondisi batuan yang lunak di lokasi tersebut meningkatkan potensi kerusakan akibat Sesar Lembang, terutama di Bandung yang berdiri di atas bekas danau purba.
Beberapa sesar aktif di daratan yang sudah terpetakan antara lain Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, dan lainnya. BRIN juga melakukan penelitian terhadap sesar di berbagai wilayah di Pulau Jawa yang terbukti aktif.
BRIN berencana melakukan ekspedisi terestrial di Pulau Jawa untuk mengonfirmasi jalur sesar yang belum banyak dipelajari serta menghasilkan peta sesar aktif yang detail di Pulau Jawa. Kerja sama dengan instansi terkait seperti Kementerian PUPR melalui Pusat Studi Gempa Nasional dan BMKG diharapkan dapat menambah pemahaman tentang jalur sesar aktif di Pulau Jawa.