Raja Malaysia Sultan Ibrahim Sultan Iskandar marah besar. Ia bahkan menyerukan penyelidikan khusus dilakukan.
Hal ini bukan tanpa sebab. Sebuah jaringan toko serba ada lokal, KK Super Mart, membuat marah warga Muslim negeri itu karena menjual kaus kaki bertuliskan “Allah”.
“Tindakan tegas harus diambil terhadap pihak mana pun yang terbukti bersalah berdasarkan penyelidikan yang dilakukan pihak berwenang,” ujarnya dalam bahasa Melayu yang diterjemahkan, melalui akun Facebook Sultan Ibrahim Sultan Iskandar, sebagaimana pula dimuat AFP, Rabu (20/3/2024).
Teguran yang dilakukan Raja secara langsung adalah hal yang langka. Dikatakan bahwa ia berupaya mengingatkan warga Malaysia untuk memastikan keharmonisan sosial dengan tidak membahas isu-isu sensitif tentang agama, ras, dan keluarga kerajaan.
“Saya baru saja menegur dan mengingatkan pentingnya masyarakat dari berbagai ras bersatu dan saling menghormati … dan masalah ini muncul,” katanya.
“Entah disengaja atau tidak, baik itu diimpor atau diekspor di pabrik lokal, saya ingin pihak penegak hukum menyelidiki dan mengambil tindakan tegas,” tambahnya.
“Kita sudah lama hidup di negara majemuk. Kesalahan agama dan ras seperti ini tidak bisa diterima dan dibiarkan terjadi lagi,” tegasnya raja yang baru dilantik akhir Januari itu.
Diketahui kaus kaki bertuliskan “Allah” yang dijual di salah satu gerai jaringan lokal KK Super Mart, terjadi sejak awal pekan. Foto-fotonya dibagikan secara luas di media sosial.
Sebagian umat Islam menganggap pakaian kontroversial tersebut sebagai penghinaan terhadap nama Tuhan. Apalagi penjualan kaus kaki tersebut dilakukan saat bulan puasa Ramadhan.
Islam sendiri adalah agama resmi di Malaysia, di mana Muslim Melayu berjumlah lebih dari dua pertiga dari 34 juta penduduk negara itu. Ras dan agama adalah masalah pelik di negara yang menjadi saksi kerusuhan rasial yang mematikan pada tahun 1961.
KK Super Mart telah meminta maaf atas skandal kaus kaki tersebut. Tindakan telah diambil untuk menghentikan penjualan.
“Kami memandang masalah ini serius,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Pemasok kaos kaki tersebut, Xin Jian Chang, juga telah mengeluarkan permintaan maaf. Ia mengatakan penulisan kaus kaki tersebut bermasalah.
Mereka adalah bagian yang salah cetak dari bagian pengiriman yang lebih besar yaitu 18.800 pasang yang dipesan. Asal pabrik yang memproduksi diketahui dari China.