Indonesia, Kekayaan dan Masalah Ekonomi
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Namun, sayangnya, sebagian besar warga Indonesia masih hidup dalam kemiskinan. Hal ini menjadi masalah yang disebut sebagai Paradoks Indonesia. Salah satu masalah utama ekonomi kita adalah tidak sehat. Untuk menilai apakah pencapaian ekonomi kita selama 30 tahun terakhir sudah baik atau tidak, kita harus membandingkannya dengan negara lain seperti Tiongkok dan Singapura. Perbedaan aktivitas ekonomi atau pendapatan domestik bruto (PDB) antara Tiongkok, Singapura, dan Indonesia menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok berkembang pesat. Hal ini terjadi karena Tiongkok menerapkan prinsip-prinsip kapitalisme negara. Cabang produksi penting dan sumber daya alam dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini berbeda dengan Indonesia yang lebih banyak menyerahkan pengelolaan ekonomi kepada mekanisme pasar.
Selain itu, permasalahan utama ekonomi Indonesia saat ini adalah oligarki, di mana segelintir orang super kaya menguasai perekonomian negara. Hal ini berujung pada keputusan politik yang menentukan apakah rakyat Indonesia akan hidup sejahtera atau dalam kemiskinan. Untuk mencapai kesejahteraan yang diinginkan, pengelolaan kekayaan negara harus menjadi keputusan politik yang bijaksana. Hal ini menuntut kepemimpinan, kearifan, dan kehendak untuk mengambil keputusan politik yang tepat.
Sekarang, saatnya para pemimpin dan kader bangsa menyadari potensi dan tujuan Indonesia untuk menjadi negara sejahtera. Hal ini membutuhkan keputusan politik yang tepat dan kebijakan ekonomi yang bijak. Mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit menjadi kunci, karena hanya dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia dapat keluar dari perangkap negara menengah (middle income trap). Oleh karena itu, kita sebagai bangsa tidak boleh puas dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah, dan perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.