Konflik Bersenjata di Ukraina dan Palestina
Pada tahun 2020, di tengah kesulitan dunia dalam menghadapi pandemi COVID-19, tidak ada yang memperkirakan akan terjadi konflik bersenjata baru selama pandemi. Namun, tepat pada tanggal 24 Februari 2022, terjadilah konflik bersenjata terbesar di wilayah Eropa antara Rusia dan Ukraina.
Konflik ini berdampak pada stabilitas harga pangan dan energi di dunia karena kedua negara tersebut merupakan penghasil pangan yang signifikan. Sebanyak 27% dari produksi gandum dunia berasal dari Russia dan Ukraina. Indonesia, yang masih mengimpor sebanyak 11 juta ton gandum setiap tahun untuk mi instan, roti, dan kebutuhan lainnya, juga banyak mengimpor gandum dari kedua negara tersebut.
Dampak dari perang ini menyebabkan gangguan dalam produksi dan keselamatan pelayaran. Sehingga Indonesia dan negara-negara lain yang mengimpor gandum harus mencari pasokan dari negara lain. Selain gandum, Russia juga merupakan eksportir utama bahan baku pupuk, dengan memproduksi 19% kalium, 14% fosfat, dan 16% nitrogen dunia.
Perang antara Russia dan Ukraina juga berdampak pada kenaikan harga pupuk dunia, serta harga energi. Rusia sendiri adalah eksportir minyak dan gas terbesar ketiga di dunia. Konflik yang berkepanjangan di Ukraina, ditambah dengan konflik bersenjata di Palestina, dapat meningkatkan harga pangan dan energi karena mengganggu kelancaran rantai pasok global.
Sumber: https://prabowosubianto.com/tantangan-strategis-global-konflik-bersenjata-di-ukraina-dan-di-palestina/