Perilaku Pemimpin Sejati – prabowo2024.net

by -71 Views

Seorang pemimpin militer akan membangun kepribadian dan kepemimpinannya dalam pertempuran. Saya sangat beruntung sebagai seorang perwira muda yang mendapat pembinaan, penggemblengan, dan mentorship dari banyak pelaku perang kemerdekaan dan pelaku operasi militer dalam sejarah awal Republik Indonesia.

Pada saat itu, tidak ada jaminan bahwa Republik Indonesia dapat bertahan. Karena tidak ada anggaran untuk pemerintah maupun tentara. Kebangkitan bangsa ditentukan oleh keputusan ribuan atau puluhan ribu putra-putri Indonesia dari berbagai suku, ras, kelompok etnis, dan daerah.

Mereka dihadapkan pada pilihan antara bergabung dalam perjuangan kemerdekaan atau diam mencari keamanan. Mereka memilih untuk mempertaruhkan nyawa demi merebut kemerdekaan sehingga kita bisa bebas dari penjajahan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.

Mereka inilah yang disebut sebagai angkatan ’45 atau “generasi pembebas.” Mereka adalah The Best Generation of Indonesia.

Sebagai seorang Taruna Akademi Militer, saya beruntung bisa berinteraksi dengan banyak tokoh dari angkatan ’45. Bahkan keluarga saya sendiri termasuk keluarga pejuang, bagian dari angkatan ’45.

Kakek saya, Margono Djojohadikusumo, dipercaya oleh Bung Karno untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan saat Bung Karno dan semua tokoh nasionalis ditangkap dan dibuang oleh Belanda.

Dua paman saya, Letnan Subianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djojohadikusumo, gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan, Banten pada tanggal 25 Januari 1946.

Orang tua saya, Soemitro Djojohadikusumo, juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan dengan penyelundupan karet, kopra, dan senjata.

Saya lahir pada tahun 1951, 10 bulan setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Memori pertama saya adalah mengunjungi Taman Makam Pahlawan tempat dua paman saya dimakamkan, dan mengunjungi rumah kakek saya pada hari Minggu. Dari situ, muncul semangat ’45 yang menginspirasi saya.

Kelurgasaya adalah keluarga angkatan ’45. Lingkungan saya adalah lingkungan pejuang kemerdekaan. Lingkungan republiken. Angkatan ’45 ini terbentuk karena mereka tidak mau diperlakukan lebih hina daripada anjing oleh penjajah.

Saya beruntung sering berinteraksi langsung dengan tokoh-tokoh angkatan ’45, baik di masa kecil maupun ketika berdinas di Akademi Militer Nasional. Mereka adalah pemimpin lapangan yang telah menyumbangkan banyak pelajaran berharga kepada saya tentang kepemimpinan militer.

Patriotik, percaya diri, cerdas, humoris, dan luwes adalah beberapa hal yang menonjol dari mereka. Sikap dan perilaku mereka telah membentuk kepribadian saya.

Di halaman-halaman berikut, saya akan menceritakan kesan-kesan saya terhadap mereka yang saya anggap sebagai guru dan panutan saya.

Source link