Houari Boumediene adalah salah satu sosok pemimpin dunia abad ke-20 yang tidak terlalu banyak rekam jejak kehidupannya. Tempat kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, begitu juga dengan usianya yang diperkirakan lahir antara 1925 hingga 1934.
Diketahui bahwa ia lahir dari keluarga petani miskin di koloni Prancis di Aljazair. Meskipun dari keluarga miskin, orang tuanya berhasil mengirimnya ke sekolah dasar Arab sehingga ia tumbuh fasih berbahasa Arab.
Pada tahun 1952, ia pergi ke Kairo untuk menghindari wajib militer Prancis dan belajar di Universitas Al-Azhar. Di sana, ia bertemu dengan sekelompok warga Aljazair yang ingin merdeka dari Prancis dan membentuk Front Pembebasan Nasional (FLN).
Boumediene bergabung dengan perjuangan kemerdekaan FLN pada bulan Desember 1954 dan mengadopsi nama perjuangan Houari Boumediene. Setelah mengikuti pelatihan militer di Mesir dan Maroko, ia memimpin serangan kepada posisi-posisi Prancis di Aljazair.
Setelah kemerdekaan Aljazair pada tahun 1962, Boumediene memimpin faksi militer yang kuat dalam pemerintahan baru dan diangkat sebagai Menteri Pertahanan. Pada tahun 1965, ia merebut pimpinan tertinggi dalam kudeta tanpa pertumpahan darah dan menjadi pemimpin Aljazair yang tak terbantahkan hingga meninggal dunia pada tahun 1978.
Boumediene dikenal sebagai seorang pemimpin yang tulus dan berhasil mempertahankan rasa hormat dan cinta rakyat Aljazair kepadanya. Selain itu, meskipun perang kemerdekaan Aljazair dari Prancis sangat brutal, ia berhasil memenangkan pertempuran dengan tekad dan dedikasinya sebagai seorang prajurit.
Selama bertahun-tahun, tidak pernah diketahui dengan pasti apakah Boumediene sudah menikah. Namun, rekan-rekannya bersikeras bahwa satu-satunya istrinya adalah tentara.
Artikel ini diambil dari buku “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto”. Sumber: https://prabowosubianto.com/kolonel-houari-boumediene/