Marsekal Zhu De – prabowo2024.net

by -69 Views

Zhu De adalah seorang pemimpin militer yang berasal dari Tiongkok. Ia lahir di Sichuan dan merupakan salah satu dari 15 bersaudara dalam keluarga petani. Zhu tumbuh dalam kemiskinan, bahkan ayahnya dikisahkan pernah menenggelamkan 5 saudaranya karena tidak mampu memeliharanya.

Untuk keluar dari kondisi tersebut, Zhu diadopsi oleh seorang paman dan dimasukkan ke Akademi Militer di Kunming. Di sana, Zhu menunjukkan prestasi yang gemilang dan sering kali dipilih untuk memimpin Taruna saat kunjungan pejabat tinggi.

Setelah lulus, Zhu mengalami masa-masa sulit. Ia menjadi seorang panglima perang yang kejam dan kecanduan opium selama beberapa tahun. Namun, setelah berhasil keluar dari kecanduannya, Zhu berangkat ke Eropa untuk belajar taktik militer yang digunakan Jerman selama Perang Dunia I. Ia juga belajar doktrin militer Soviet dan Marxisme di Uni Soviet.

Selama ini pula, Zhu bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan bertemu dengan Mao Zedong. Keduanya bersinergi dengan baik, dengan Mao sebagai ahli strategi dan intelektual, sedangkan Zhu, dengan keahlian militer, membantu memimpin perang gerilya yang sukses setelah Perang Dunia II.

Setelah kemenangan PKT, Zhu menjadi pejabat tinggi dalam partai dan juga komandan Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) Tiongkok. Ia memimpin operasi besar-besaran TPR di semenanjung Korea selama Perang Korea. Namun, pada tahun 1969, Zhu diberhentikan dari posisinya saat Revolusi Kebudayaan dimulai dan diasingkan ke Guangdong.

Namun, kondisinya tidak bertahan lama, dan pada tahun 1973, setelah Revolusi Kebudayaan mereda, Mao kembali membawa Zhu ke Beijing dan mengangkatnya menjadi kepala negara pada tahun 1975. Namun, Zhu meninggal pada tahun 1976.

Zhu De memberikan kontribusi besar terhadap teori perang gerilya, walaupun lebih sering pujian diberikan kepada Mao Zedong. Sebenarnya, Zhu yang memiliki latar belakang militer dan pengalaman untuk menjalankan perang gerilya. Ia berhasil memimpin perang non-konvensional PKT, dan strateginya mengilhami puluhan gerakan gerilya hingga saat ini.

Source link