Meningkatkan Produktivitas Pertanian dengan Memanfaatkan Data Satelit

by -159 Views
Meningkatkan Produktivitas Pertanian dengan Memanfaatkan Data Satelit

Sejak lama, Indonesia dikenal sebagai negara agraris, di mana sektor pertanian menjadi salah satu sektor utama dalam perekonomian. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan harga berlaku (ADHB) tahun 2022 mencapai 12,4 persen, turun 0,88 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Hal ini terkait dengan produktivitas industri pertanian yang masih rendah.

Meskipun Indonesia merupakan produsen padi terbesar di ASEAN, namun produktivitas padi nasional masih di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam dan Thailand. Selain itu, Indonesia juga produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dengan 17 juta hektare lahan yang dikelola, serta peningkatan fokus pada pengembangan perkebunan biomassa untuk energi dan karbon yang berkelanjutan.

Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas pertanian di Indonesia antara lain adalah teknologi pertanian yang masih tertinggal dan pengelolaan lahan yang tidak optimal. Mayoritas petani dan pelaku industri di Indonesia belum menggunakan teknologi modern yang dapat mempengaruhi keberhasilan panen mereka.

Untuk mendukung peningkatan sektor pertanian di Indonesia, PT Inagro Cipta Nusantara bermitra dengan DataFarming, perusahaan agriteknologi berbasis di Australia, dalam memanfaatkan data satelit untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan Geographic Information System (GIS) miliknya, DataFarming memungkinkan PT Inagro Cipta Nusantara untuk memberikan solusi dalam pengembangan dan pengelolaan lahan serta metode pertanian presisi yang lebih baik.

Digital AgronomistTM, platform yang dirancang untuk petani dan para agronomis, dibuat oleh DataFarming untuk menyediakan peta pertanian dari satelit dengan NDVI (indeks vegetasi yang menggambarkan tingkat kehijauan tanaman), yang menargetkan masalah dan memantau lahan pertanian atau perkebunan dengan citra yang diperbarui setiap lima hari. Teknologi ini dapat menemukan masalah di lapangan, kekeringan, dan kualitas lahan.

Direktur Utama DataFarming Tim Neale mengatakan bahwa sangat penting memberikan informasi dan wawasan serta penanganan yang tepat di lapangan guna memberi solusi terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia. Hal ini juga merupakan bentuk komitmen terhadap sektor pertanian Indonesia.

CEO PT Inagro Cipta Nusantara, Dedi Rahadian menambahkan bahwa kemitraan perusahaan dengan DataFarming merupakan salah satu bentuk komitmen terhadap sektor pertanian Indonesia. Dengan solusi pertanian presisi yang dimiliki oleh DataFarming, pihaknya dapat melihat lahan-lahan pertanian yang membutuhkan perhatian khusus, sehingga dapat membantu perusahaan-perusahaan dan pelaku industri pertanian dalam mengembangkan, mengelola, serta memperbaiki kinerja dan produktivitas lahan mereka.

Melalui kemitraan ini, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia dan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global.