Relasi Tidak Sehat Antara Jokowi dan Megawati

by -141 Views
Relasi Tidak Sehat Antara Jokowi dan Megawati

Hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terlihat merenggang. Kondisi ini sudah terjadi setidaknya dalam setahun terakhir.

Pada April 2023, desas-desus merenggangnya hubungan Jokowi dengan Megawati dan PDI Perjuangan mulai berembus. Ini terjadi setelah Ganjar Pranowo diumumkan sebagai bakal calon presiden (capres) pada Jumat, 21 April 2023. Jokowi dan Ganjar jarang terlihat bersama dalam kegiatan Kepala Negara, sedangkan sebelum menjadi bakal calon RI 1, Ganjar sering mendampingi Jokowi dalam kegiatan. Sebaliknya, Jokowi lebih sering terlihat bersama dengan Prabowo Subianto, yang merupakan lawan dari Ganjar dan PDI Perjuangan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Namun, isu kerenggangan antara Jokowi dan Megawati ditolak oleh Ganjar. Menurutnya, hubungan antara Ketua Umum PDI Perjuangan dengan Jokowi justru semakin solid. Hal serupa juga disampaikan oleh Megawati, yang mengaku memiliki pandangan dan tujuan yang sama dengan Jokowi dalam membangun bangsa.

Tidak lama kemudian, pada 24 Juni 2023, Jokowi hadir dan memberikan sambutan dalam acara Bulan Bung Karno (GBK) di Jakarta. Hal ini menepis anggapan bahwa hubungan antara Jokowi dan Megawati tidak baik.

Namun, pembicaraan tentang hubungan Jokowi dan Megawati kembali mencuat setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian gugatan terkait syarat capres atau cawapres. Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD pun diumumkan sebagai bakal calon presiden dan cawapres. Namun, Jokowi tidak hadir dalam deklarasi tersebut, dengan alasan sedang menjalankan tugas negara.

Koalisi Indonesia Maju (KIM) juga merespons putusan MK dengan mengumumkan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto.

Terkait dengan dinamika politik ini, Megawati Soekarnoputri juga mengeluarkan pidato politiknya. Dia menyebut pemerintah saat ini berlaku seperti pada masa Orde Baru.

Selain itu, Ganjar Pranowo juga menyerang Jokowi, terutama terkait penegakan hukum di era Jokowi. Sebagai calon presiden, ia memberikan nilai 5 dari skala 10 terhadap penegakan hukum tersebut.

Terakhir, perwakilan Tim Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat PDI Perjuangan mengaku akan mencabut laporan terhadap Rocky Gerung di Bareskrim Polri, karena menyatakan bahwa pernyataan Rocky Gerung terkait Jokowi benar adanya.