Diperlukan Sinergi Bersama untuk Mendorong UMKM Go Global

by -171 Views
Diperlukan Sinergi Bersama untuk Mendorong UMKM Go Global

Jakarta: Masih ada banyak tantangan untuk membawa sektor UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro, go global. Sinergi antara sektor swasta dan pemerintah serta antar lembaga diperlukan untuk meningkatkan kapasitas UMKM sehingga memiliki daya saing tinggi dan mampu bersaing di pasar global.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur LPP-KUKM (SMESCO Indonesia) Leonard Theosabrata, dalam diskusi bertema “Ngobrol Pintar Brilianpreneur Eps.2” di sela-sela rangkaian kegiatan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 di Jakarta, Jumat, 8 Desember 2023.

Leo mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 65 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didominasi oleh segmen mikro dan ultra mikro. Segmen mikro dan ultra mikro mendominasi dengan persentase 95,5 persen.

Segmen mikro dan ultra mikro masih memiliki kebutuhan yang mendasar untuk dapat berkembang dan meningkatkan kelas usahanya, yakni daya tahan. Kebutuhan untuk daya tahan ini meliputi pasokan yang baik, stabilitas harga, permintaan pasar yang stabil, serta pembiayaan yang murah dan mudah dijangkau.

Dengan kebutuhan yang berbeda, penanganan untuk segmen usaha mikro dan ultra mikro pun berbeda dibandingkan dengan kelas usaha di atasnya, yakni usaha kecil dan menengah.

“Semua instansi harus melakukan dan memang sudah menjadi tanggung jawab UMKM untuk naik kelas ini kan tersebar di 22 kementerian dan instansi/lembaga. Begitu juga antara sektor swasta dan pemerintah. Memang sudah dilakukan, tapi perlu skala yang lebih besar,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, para pelaku usaha di level kecil dan menengah relatif lebih memiliki daya tahan, sehingga kebutuhannya pun berbeda. Oleh karena itu, penanganannya pun berbeda. Jika penanganan segmen usaha mikro dan ultra mikro lebih berfokus pada pemenuhan kebutuhan mendasar mereka, penanganan segmen kecil dan menengah lebih berkembang, seperti inkubasi.

Leo menunjukkan bahwa para pelaku UMKM yang berhasil masuk dan mengikuti gelaran BRILIANPRENEUR merupakan UMKM yang sudah terkurasi dan sudah mempunyai prestasi sehingga relatif lebih siap berkompetisi di pasar global. Namun, masih banyak UMKM lain yang masih berjuang untuk naik kelas, bahkan masih banyak pelaku usaha yang bekerja untuk besok.

“Segmen mikro dan ultra mikro mindset-nya yang penting ada off taker, ada yang beli. Apakah branding dan marketing sesuatu yang fundamental? Jawabannya antara ya dan tidak. Kita harus memungkinkan mereka dengan alat yang benar, dan salah satu komponen yang paling penting dan sudah sering kita bahas di mana-mana adalah pembiayaan,” katanya.

Terkait BRILIANPRENEUR, program ini menjadi salah satu langkah konkret BRI sebagai lembaga keuangan yang turut bertanggung jawab memajukan UMKM Indonesia. Pada tahun ini untuk kelima kalinya BRI kembali menyelenggarakan pameran UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR yang mengusung tema “Crafting Global Connection” atau merakit koneksi global.

Ajang UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR diselenggarakan sebagai sarana business matching antara UMKM Indonesia dengan konsumen luar negeri, sehingga diharapkan mampu menumbuhkembangkan pelaku UMKM dan meningkatkan ekspor nasional. Pada tahun ini BRI mengajak 700 UMKM terkurasi untuk tampil di pameran tersebut.

Acara yang dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo pada Kamis, 7 Desember 2023 tersebut, resmi ditutup pada Minggu, 10 Desember 2023 oleh Direktur Utama BRI Sunarso. Acara tersebut tahun ini berhasil mencatatkan dealing commitment melalui business matching senilai USD81,3 juta atau setara Rp1,26 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per USD).

Nilai tersebut tercapai setalah dilakukan sebanyak 243 business matching. Adapun target awal yang disasar sebesar USD80 Juta. Business matching tersebut dilakukan oleh 86 buyers yang berasal dari 30 negara. Target awal 80 buyers dari 25 negara. Negara-negara asal buyers tersebut di antaranya Australia, Kanada, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.