Pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) mengusung gagasan pertanian kontrak. Hal ini diharapkan mampu mengendalikan harga pangan, baik di hulu maupun hilir.
“Dengan cara seperti itu, harga akan sesuai, petani untung, begitu juga pedagang serta masyarakat mendapatkan dengan harga terjangkau,” kata Juru Bicara (Jubir) Timnas AMIN Reynaldi Sarijowan.
Reynaldi Sarijowan mengatakan bahwa Anies telah menerapkan sistem pertanian kontrak saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini diharapkan dapat diterapkan secara lebih luas guna mengendalikan harga pangan.
Menurutnya, saat ini program pengendalian pangan belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, pedagang, petani, nelayan, peternak, dan lainnya. Ketika petani, peternak, dan nelayan mendapatkan hasil yang baik, harganya justru turun.
“Saat ini menjadi persoalan terkait dengan harga pangan. Ketika panen raya, petani, nelayan, peternak rugi. Dengan melakukan pertanian kontrak, petani memiliki kepastian untuk menjual hasil panennya,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa sistem kerja pertanian kontrak melibatkan pemerintah, badan usaha milik negara, para kelompok tani, nelayan, dan peternak untuk membeli hasil panen mereka. Selanjutnya, hasil tersebut didistribusikan kepada pedagang di pasar-pasar sehingga dapat memutus mata rantai distribusi.
“Karena selama ini selalu menjadi perhatian adalah pemain tengah (tengkulak), dan itu yang membuat harga tidak stabil,” tambahnya.