Gedung Putih diam-diam setelah puluhan staf pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memprotes kebijakannya terkait Israel pada Rabu lalu. Para staf menuntut gencatan senjata dalam konflik antara Israel dan Hamas.
Para demonstran, yang mengenakan masker dan kacamata hitam untuk menyembunyikan identitas mereka, menyerukan Biden untuk mendorong gencatan senjata dalam perang yang dimulai dengan serangan Hamas terhadap warga sipil Israel yang tidak bersalah.
Para demonstran terdiri dari staf karir pemerintahan Biden dan pejabat politik. Kelompok “Staf untuk Gencatan Senjata” menyatakan bahwa protes itu diorganisir oleh staf pemerintahan Biden saat ini.
Gedung Putih dan Biden belum memberikan komentar terkait laporan protes dari stafnya mengenai kebijakan luar negerinya. Mantan pejabat Kementerian Luar Negeri Josh Paul, yang mengundurkan diri karena kebijakan presiden terkait Israel-Hamas, membacakan pernyataan dari penyelenggara protes.
Para staf tersebut menuntut gencatan senjata permanen, pembebasan semua sandera, dan penyelesaian konflik yang cepat. Mereka menyatakan bahwa rakyat Amerika dan lembaga internasional memohon gencatan senjata, tetapi pemerintah belum mendengarkan.
Biasanya, staf administrasi kepresidenan tidak memprotes atasan mereka, namun protes ini muncul setelah peringatan Biden bahwa Israel kehilangan dukungan global dalam konflik melawan Hamas.
Protes ini merupakan langkah langka, terutama dalam kebijakan yang melibatkan sekutu dekat AS seperti Israel.
