Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menanggapi merosotnya usaha pertanian berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Ada empat langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
“Karena semakin menyusut, (lakukan) intensifikasi pertanian dengan masalah pengairannya dan salurannya supaya tetap intensif,” kata Ma’ruf usai membuka Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2024 di Universitas Indonesia, Depok, Selasa, 5 Desember 2023.
Langkah kedua ialah menerapkan mekanisasi. Mulai dari penanaman, penggarapan, hingga pemanenan.
“Sehingga cepat bisa ditanam lagi, ditanam lagi. Setahun (panen) tiga kali misalnya,” papar dia.
Langkah ketiga, yakni diversifikasi tanaman. Caranya dengan menanam aneka varian, seperti beras, jagung, hingga sagu.
“Misalnya diberi beras di Maluku, gubernurnya bilang tidak mau karena makannya jagung. Seperti Papua nanti bagaimana makannya ubi,” ujar Ma’ruf.
Langkah keempat ialah ekstensifikasi. Mekanismenya, pemerintah daerah mengganti lahan petani sesuai luas yang diambil.
“Misalnya satu hektare pertanian diambil, bupati ganti lagi satu hektare untuk pertanian. Jadi tetap utuh dan dipertahankan,” jelas dia.
Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pusat Statistik (BPS) Atqo Mardiyanto menyampaikan berdasarkan diseminasi hasil sensus pertanian 2023 tahap I, jumlah usaha pertanian di Indonesia pada 2023 sebesar 29.360.833 unit. Angka ini menyusut 7,42 persen dibandingkan 2013 dengan 31.715.486 unit.
Dia mengungkapkan sensus pertanian dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Ini merupakan rekomendasi dari Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO).
“Jumlah usaha pertanian menurun sebanyak 2,35 juta unit bila dibandingkan dengan data 2013,” ujar Atqo dalam konferensi pers Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 tahap I di Jakarta, Senin, 4 November 2023.