Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer Gudskul menggelar “Pekan Film Palestina” yang bersifat gratis. Pemutaran film-film tentang Palestina merupakan bentuk solidaritas internasional untuk rakyat Palestina.
Pekan Film Palestina terbuka untuk umum dan bersifat gratis. Dukungan solidaritas ini akan berlangsung pada 1 – 8 Desember 2023, dengan waktu pemutaran film pukul 16.30 Wib dan 19:30 Wib setiap hari kecuali hari Minggu.
Lokasi pemutaran film dari Gudskul Ekosistem berada di Jalan. Durian Raya No. 30 A, RT.4 RW.4 Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Acara yang bekerjasama dengan OK Video, Subversive Film, dan Palestina Film Institute ini nantinya akan menghadirkan Kumpulan arsip film Tokyo Reels, seri Unprovoked Narratives, dan R21 aka Restoring Solidarity.
Tokyo Reels merupakan Kumpulan arsip yang awalnya berbentuk format 16mm sebanyak 20 judul yang diproduksi antara tahun 1964-1983. Karya-karya ini dibuat oleh sejumlah sutradara asal Tanah Arab, termasuk di antaranya Palestina, Jepang, dan Amerika.
Selama lebih 30 tahun di pinggiran kota Tokyo, arsip ini disimpan oleh pihak yang dulu adalah bagian dari suatu Gerakan solidaritas terhadap Palestina di Jepang yang sudah menghilang.
Pada 2017, kolektif berbasis di Ramallah, Palestina, Brussel, dan Belgia yang didirikan dan dijalankan oleh Mohanad Yaqubi dan Reem Shileh yaitu Subrversive Film menerima “arsip hilang” ini dari pihak yang menjaganya dengan harapan untuk direstorasi, digitalisasi, dipresentasikan, dan dikaji lebih jauh.
Sementara Unprovoked Narratives merupakan beragam film dibuat oleh sejumlah sutradara antara tahun 1973-2019 yang berisi tentang keindahan Gaza, perjuangan, dan kelangsungan hidup manusia yang mendiami jalur tersebut. Film-film ini merupakan narasi tandingan terhadap gambaran negatif tentang Gaza.
Sementara R21 aka Restoring Solidarity adalah film dokumenter yang bila dilihat sebagai kesimpulan ataupun epilog dari Tokyo Reels. Film ini menggambarkan Riwayat setumpuk arsip tentang situasi Palestina pada masa lalu dan bagaimana arsip tersebut diolah lalu dihadirkan kembali kini.
Film ini akan merawat kepekaan dan empati terhadap bencana kemanusiaan yang telah dan sedang terjadi di Palestina.