Preman Kelas Elite dalam Like a Dragon Gaiden – Pria yang Menghapus Namanya

by -102 Views
Preman Kelas Elite dalam Like a Dragon Gaiden – Pria yang Menghapus Namanya

Seri Like a Dragon terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Jika kamu belum mengetahuinya, game ini merupakan bagian dari Yakuza, game unggulan milik Sega yang sudah hadir sejak tahun 2005. Ini berarti ia telah hadir di beberapa perangkat gaming lama, termasuk PS2. Yakuza kemudian mendapatkan beberapa versi remake, dan mendapatkan tanggapan positif. Seri game ini bisa dibilang sukses.

Studio Ryu Ga Gotoku Studio kali ini meneruskan kisah si tokoh utama legendaris, Kazuma Kiryu, dalam Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name. Saya merupakan pemain seri Yakuza, walau tidak mengikuti sejak era konsol jadul. Berikut review oleh Medcom.id. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, judul game ini adalah Pria yang Menghapus Namanya. Ini mengacu pada akhir cerita Yakuza 6, ketika Kiryu memutuskan untuk memalsukan kematiannya agar menghilang dari dunia preman kelas kakap.

Caranya adalah membuat kesepakatan dengan Daidoji, sekelompok agen rahasia yang membantu berbagai urusan bawah tanah Jepang. Kazuma Kiryu masih hidup dan sehat, mengambil identitas baru dengan nama “Joryu.” Gagalnya satu misi membuat identitas Kiryu mulai terungkap, sehingga berdampak pada kontrak yang telah dia buat dengan Daidoji. Sepanjang permainan masa lalu dirinya terus menariknya kembali. Ini akan berpengaruh terhadap masa depan yakuza yang akan berubah pada seri ini.

Seperti biasa, seri game Yakuza mengambil latar kota di Jepang kontemporer, dan hal ini sudah lumrah untuk game buatan Jepang pada umumnya. Mayoritas permainan mengambil latar Sotenbori di Osaka. Di dunia nyata, lokasi ini bernama Dotonbori, dan memang sangat mirip. Di sini Kiryu alias Joryu membantu Akame, seorang perempuan muda yang diam-diam punya jaringan informasi yang kuat. Ini berkat ia membantu para tunawisma. Ia bisa dibilang sebagai kuncen Sotenbori. Akame juga merupakan akses Kiryu ke Castle, pusat hiburan kumuh yang dijalankan oleh Homare Nishitani III, kepala keluarga Klan Kijin, bagian dari Omi Alliance.

Jika kamu penggemar berat seri ini, narasi atau plot cerita Like a Dragon Gaiden – The Man Who Erased His Name mungkin akan terasa tidak sekuat seri sebelumnya. Ini karena ia mencoba menjembatani cerita di Yakuza 6 dan Yakuza: Like a Dragon. Bagian pembuka yang memberikan gambaran mengenai Daidoji seharusnya masih bisa lebih detail, karena pengaruhnya yang ternyata sangat besar.

Penjelasan yang terlalu singkat membuat alurnya kurang menarik untuk diikuti. Sebagai gantinya, kita akan melihat perkembangan permainan lebih jauh ke dalam konflik antara Keluarga Watase dan Klan Kijin. Di sini, Kiryu terus-menerus mencoba (dan gagal) untuk menjual persona Joryu-nya kepada orang-orang. Karakter baru seperti Akame dan Tsuruno sangat membuat cerita lebih hidup. Dua karakter lainnya seperti Shishido dan Homare dari Klan Kijin punya prinsip dan kepribadian yang sama.

Gaiden punya semua yang diharapkan dari judul Like a Dragon: banyak intrik, karakter menarik, dan banyak liku-liku. Ada saat-saat ketika ceritanya berhasil dan ada bagian lain yang gagal. Ketika cerita sedang dalam kondisi terbaiknya, itu akan menjadi rollercoaster emosional, dengan beberapa poin yang kemungkinan besar akan membuat kita sedih, atau mungkin menangis.

Meski lumayan menarik, cerita utamanya tidak sebaik seri lainnya. Beberapa bagian sangat mudah diprediksi, dan motivasi antagonis kadangkala terkesan hampa. Bahkan sub-ceritanya sangat untung-untungan dari segi kualitas, mengingat pada seri sebelumnya tidak banyak yang menonjol.

Untuk cerita sampingan, Like a Dragon Gaiden – The Man Who Erased His Name berfokus pada Akame Network, yang membuat Kiryu harus memperhatikan situasi di Sotenbori. Akame akan memberikan beberapa misi sampingan, yang jika diselesaikan bakal menghasilkan uang dan Akame Points. Keduanya bisa dipakai untuk meningkatkan kemampuan serta membeli perlengkapan, dari minuman atau makanan yang bisa menyembuhkan health point, hingga armor yang dapat meningkatkan pertahanan.

Tak ada lagi misi sampingan yang ditemui secara spontan, kamu bisa melihatnya langsung di peta dengan simbol tanda seru. Misi-misi simpel ini biasanya akan selesai saat itu juga, atau ketika Kiryu membawa item yang diperlukan. Saya melihat ini sebagai salah satu cara agar cerita sampingan masih mendapatkan perhatian yang sama dari pemain. Ditambah dengan arena pertarungan di Castle yang akan mengajak Kiryu adu kemampuan layak Gladiator.

Sistem pertarungan Like a Dragon Gaiden – The Man Who Erased His Name kembali ke akarnya yang berbasis aksi. Kiryu dapat bertukar gaya antara Yakuza, gaya agresif yang memukul keras, atau Agen, yang gerakannya terasa jauh lebih lincah. Saat Kiryu menghantam musuh, Heat Gauge akan terisi. Setelah penuh, ia dapat melepaskan kemampuan dahsyat, gerakannya juga lebih kecepatan, dan bisa melancarkan finishing yang brutal.

Ada juga Mode Extreme Heat, yang akan menyebabkan Kiryu melepaskan kekuatan luar biasa dalam pukulannya, bisa juga ia mengambil benda di dekatnya untuk ditabrak musuh. Ada pula counter baru yang bisa diaktifkan jika Kiryu menghindar dalam hitungan detik saat musuh hendak memberikan damage besar.

Satu hal baru pada gaya bertarung Kiryu adalah beberapa gadget yang ternyata sangat membantu. Seperti sepatu cepat yang memungkinkan dia menyerang musuh dan menjatuhkan mereka, ditambah kawat yang dapat membuat musuh tidak bisa bergerak selama beberapa detik. Ada juga drone yang dapat dipanggil selama pertempuran, serta rokok yang rupanya bisa meledak, cocok ketika berhadapan dengan musuh dalam jumlah yang cukup banyak. Semua kemampuan gadget ini juga dapat ditingkatkan menggunakan Akame Points dan uang.

Meskipun Like a Dragon Gaiden – The Man Who Erased His Name berdurasi kurang dari lima belas jam, ada banyak hal yang bisa dijelajahi. Selain Castle yang punya Coliseum tempat pemain dapat mengikuti pertandingan tunggal atau grup dan berjuang untuk mencapai puncak, terdapat banyak minigames yang terasa sangat remeh di Sotenbori. Ada juga klub kabaret live-action, yang mungkin harus kamu lihat langsung agar mendapat gambaran lebih jelas.

Grafis game ini lebih dari cukup untuk menggambarkan dunia fantasi yang mengambil inspirasi lokasinya di Jepang. Suasana Sotenbori terasa cukup hidup, ditambah dengan banyak hal yang bisa dikunjungi atau makanan yang bisa dicoba. Kadang muncul benak untuk mengunjungi Dotonbori setiap kali bertualang bersama Joryu, terlepas dari dompet yang terlihat kosong.

Kesimpulan Setelah Like a Dragon Gaiden – The Man Who Erased His Name, Sega telah membocorkan kelanjutan seri Yakuza, dengan nama lengkap Like a Dragon: Infinite Wealth. Secara keseluruhan, saya tetap menyukai seri Yakuza yang pada intinya hanya berkelahi, ditambah dengan cerita Kiryu yang ternyata belum berakhir. Beberapa penggemarnya mungkin suka seri ini, mungkin juga ada yang tidak. Saya sendiri, secara pribadi menyarankan untuk memainkannya.

PLATFORM: PC, PS5, PS4, Xbox One, Xbox Series X/S

DEVELOPER: Ryu Ga Gotoku Studio

PUBLISHER: Sega

TANGGAL RILIS: 8 November 2023

GENRE: Action-Adventure

Like a Dragon Gaiden – The Man Who Erased His Name Plus
Lanjutan kisah Kazuma Kiryu
Teknik bertarung lebih unik
Akame Network
Minus
Minigame sangat tidak penting
Cerita sampingan kurang seru
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(MMI)

Sumber: Medcom.id