Jakarta: Anggota Komisi V Suryadi Jaya Purnama mendorong Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) turun tangan mengaudit proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek). Ada setumpuk masalah pada sarana kereta tersebut.
Masalah itu antara lain soal kepingan roda pada rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek yang cepat aus. Sebanyak 18 trainset masuk bengkel untuk dilakukan pembubutan roda yang aus, sehingga berdampak pada berkurangnya kereta yang dapat dioperasikan. Waktu tunggu kereta LRT Jabodebek semakin lama menjadi satu jam di luar jam sibuk.
Masalah lain yang disinggung Suryadi ialah adanya tudingan pelanggaran peraturan teknis terkait dengan standar lebar rel yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 60 Tahun 2012 Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan jika lebar teknis rel di lengkungan tidak sesuai dengan lebar lengkung yang diatur Permenhub Nomor 60 Tahun 2012 itu, maka sisi roda bagian luar dan dalam akan mudah terkikis.
Kemudian, dari laporan yang dihimpun Suryadi, ditemukan adanya masalah serbuk besi di beberapa titik pada rel LRT Jabodebek yang diduga memicu korsleting pada sejumlah komponen wesel atau percabangan rel.
“Melihat masalah-masalah yang sampai sekarang tidak diupayakan pencarian penyebabnya, kami meminta agar LRT Jabodebek segera diaudit BPK,” tegas Suryadi dalam keterangan yang dikutip, Sabtu, 18 November 2023.
Menurut dia, audit tersebut harus dilakukan bersama para ahli perkeretaapian seperti dari akademisi dan profesional. Selama proses audit dan penanganan solusi kereta, Suryadi mengusulkan adanya penghentian sementara operasional LRT Jabodebek.
“Ini diperlukan agar keamanan dan keselamatan warga pengguna terjamin. Kementerian Perhubungan harus memperhatikan penyebab masalah aus roda dan rel LRT Jabodebek, bukan hanya menangani pembubutan roda saja,” ujar dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan M Risal Wasal tengah fokus pada perbaikan sarana LRT Jabodebek yang bermasalah. Menggandeng konsultan asing dari Prancis, Systra, DJKA Kemenhub sedang menelusuri kendala yang dialami moda transportasi itu.
“Kami ingin fokus kepada solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi sehingga pemenuhan headway atau waktu tunggu kereta menjadi 7,5 menit dapat segera terwujud,” tutur Risal.
Dia menyampaikan proses pembubutan roda masih berlangsung dan diharapkan dapat segera tuntas. Terlebih, menurut Risal, pihak operator telah melakukan pengadaan mesin bubut tambahan, sehingga dapat mempercepat proses perbaikan roda.
Selain melakukan pembubutan roda, Kemenhub bersama operator LRT Jabodebek tengah memperhalus profil permukaan rel dan memberikan pelumas oli lubricant pada rel LRT Jabodebek.
“Alhamdulillah pasca dilakukan grinding (mengasah permukaan roda) dan pelumasan ini, sudah tidak ditemukan aus pada roda, sehingga trainset yang beroperasi saat ini dalam kondisi aman dan tidak perlu dilakukan penggantian,” ujar Risal.
DJKA Kemenhub, ungkap dia, akan mengupayakan penambahan trainset LRT Jabodebek untuk mengakomodasi permintaan penumpang agar dapat terlayani dengan baik.